Minggu, 18 September 2016

World Tobacco Process and Machinery: Gerbang Indonesia “Berasap”

World Tobacco Process and Machinery atau sering disingkat WTPM merupakan sebuah pameran yang menampilkan inovasi-inovasi pembuatan rokok dan  alat-alat atau mesin-mesin pencetak rokok. Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan industri rokok modern dari berbagai negara ke tanah air dan Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok yang banyak dan penghasil rokok yang banyak pula. Inilah salah satu alasan diadakannya World Tobacco Process and Machinery (WTPM) di Indonesia. Saya merupakan seorang mahasiswa kesehatan masyarakat sangat tidak mendukung acara ini.

Pameran ini merupakan gerbang menuju Indonesia berasap. Mengapa demikian? Dengan diadakannya pameran tersebut, maka tidak mustahil para pengusaha rokok akan melakukan upgrade pada industri rokok mereka. Alhasil produktivitas rokok di Indonesia akan melonjak naik. Berita bagus? Sama sekali tidak. Dengan naiknya produktivitas rokok akan membuat harga rokok menjadi murah. Murahnya harga rokok inilah yang akan membuat para perokok di Indonesia semakin giat untuk merokok. Mungkin mereka yang tadinya tidak merokok akan ikut-ikutan merokok karena harga rokok yang murah. Jika itu terjadi hal ini akan sangat berbahaya bagi generasi penerus bangsa.

Terdapat banyak sekali zat-zat berbahaya dalam rokok. Diantaranya: nikotin, tar, sianida, benzena, cadmium, metanol, astilena, amonia, formaldehida, hidrogen sianida, arsenik, dan karbon monoksida. Zat-zat diatas memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia. Nikotin dapat membuat perokok menjadi rileks, tapi zat ini dapat membuat perokok menjadi kecaduan. Tar terdiri dari lebih 1000 bahan kimia yang mana 60 diantaranya bersifat karsinogenik(bersifat megendap dan memerusak). Sianida merupakan senyawa yang bersifat toxic bagi tubuh sama halnya seperti benzena. Bahan-bahan yang lain memiliki peran tersendiri dalam merusak tubuh perokok. Selain dampak biologis yang ditimbulkan oleh rokok ada juga dampak

Rokok saat ini merupakan barang yang lumrah di masyarakat. Banyak sekali orang yang bersahabat dengan bom racun ini. Beberapa dari mereka berkata bahwa merokok itu asik, nikmat, dan kondisi-kondisi lain yang serupa. Butakah mereka? Tulikah mereka? Sudah banyak peringatan-peringatan tentang bahaya merokok, mulai dari sindiran, gambar penyakit yang ditimbulkan rokok, hingga larangan keras untuk tidak merokok. Namun, iklan tersebut tidak berdampak banyak dalam rangka menurunkan angka perokok di Indonesia. Merokok memang sulit untuk dihentikan karena memang sudah menjadi suatu kebutuhan untuk para perokok.

Pameran ini tidak bisa dibiarkan berlangsung. Terlalu banyak dampak negatif untuk Indonesia. Angka kematian yang ditimbulkan oleh asap rokok tidak bisa dianggap sepele. Sudah banyak yang menjadi korban keganasan asap rokok, dari mulai lansia hingga bayi yang ada dalam kandungan. Banyak penyakit yang timbul dari mulai penyakit yang biasa saja hingga kanker. Banyak diantara para korban adalah perokok pasif, yaitu mereka yang tidak merokok namun terkena imbas dari perokok. Hal ini yang membuat miris hati ketika bayi dalam kandungan menjadi korban asap rokok yang dihisap oleh ibunya atau pun oleh sang ayah yang nanti asap rokok sang ayah terhirup oleh sang ibu.

Aneh memang jika negara membiarkan acara tersebut berlangsung. Apakah negara mendukung pembuatan bom waktu untuk generasi mudanya? Sebagai seorang mahasiswa kita tidak bisa diam saja. Ini merupakan hal yang tidak bisa diterima. Masa depan bangsa ini ada ditangan kita. Jika pameran ini terlaksana, siapa yang akan bertanggung jawab jika angka kematian akibat asap rokok meningkat? Yang ada malah aka nada permainan saling tuduh di jajaran pemegang kebijakan. Sebelum itu terjadi kita sebagai generasi pemegang kemudi bangsa, harus mencegah hal itu terjadi. Sebelum bayi tak berdosa kehilangan kesempatannya untuk hidup, sebelum para ibu menyesal atas setiap hisapan asap rokok yang dihisapnya.

Apakah tujuan negara dalam Undang-Undang Dasar 1945 hanya sebuah tulisan semata? “melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” jelas tertulis “melindungi segenap Bangsa Indonesia”, melindungi bukan hanya melindungi dari perang atau teror, tapi juga melindungi dari seluruh hal yang dapat merugikan Bangsa Indonesia terutama rakyat Indonesia.

Mahasiswa merupakan penggerak rakyat. Amanah rakyat tertumpu pada setiap pundak mahasiswa. Kita tidak bisa membiarkan sesuatu yang dapat menghancurkan generasi muda bangsa, terjadi atau terlaksana. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi mahasiswa untuk berusaha semampunya demi mengendalikan kemudi bangsa membawa negara ini menuju cita-cita awal neagra ini. Kita tidak bisa hanya menjadi penonton, melihat negara ini hancur. Kita merupakan contoh dan kita harus memberikan contoh yang baik bagi setiap masyarakat Indonesia.

Mencegah lebih baik dari pada mengobati, slogan itu bukanlah rangkaian kata semata, namun memang benar adanya. Memang benar mencegah sesuatu lebih baik dari pada mengobatinya atau memperbaikinya. Maka dari itu, sudah menjadi tugas mahasiswa sebagai pengamat kebijakan untuk bisa menilai mana kebijakan yang baik dan mana yang tidak baik bagi rakyat, mana yang berdampak langsung mana yang tidak. Mari kita satukan suara untuk menolak acara “World Tobacco Process and Machinery” sebagai salah satu upaya kita mencegah hilangnnya generasi bangsa karena asap rokok. Hidup mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar