World
Tobacco Process and Machinery atau sering disingkat WTPM merupakan
sebuah pameran yang menampilkan inovasi-inovasi pembuatan rokok
dan alat-alat atau mesin-mesin pencetak rokok.
Pameran ini bertujuan untuk memperkenalkan industri rokok
modern dari berbagai negara ke tanah air dan
Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok yang banyak dan penghasil
rokok yang banyak pula. Inilah salah satu alasan diadakannya World Tobacco Process and Machinery (WTPM) di Indonesia. Saya
merupakan seorang mahasiswa kesehatan masyarakat sangat tidak mendukung acara
ini.
Pameran ini merupakan gerbang menuju
Indonesia berasap. Mengapa demikian? Dengan diadakannya pameran tersebut, maka
tidak mustahil para pengusaha rokok akan melakukan upgrade pada industri rokok mereka. Alhasil
produktivitas rokok di Indonesia akan melonjak naik. Berita bagus? Sama sekali
tidak. Dengan naiknya produktivitas rokok akan membuat harga rokok menjadi
murah. Murahnya harga rokok inilah yang akan membuat para perokok di Indonesia
semakin giat untuk merokok. Mungkin mereka yang tadinya tidak merokok akan
ikut-ikutan merokok karena harga rokok yang murah. Jika itu
terjadi hal ini akan sangat berbahaya bagi generasi penerus bangsa.
Terdapat banyak sekali zat-zat berbahaya dalam rokok. Diantaranya:
nikotin, tar, sianida, benzena, cadmium, metanol, astilena, amonia,
formaldehida, hidrogen sianida, arsenik, dan karbon monoksida. Zat-zat diatas
memiliki dampak yang berbahaya bagi manusia. Nikotin dapat membuat perokok
menjadi rileks, tapi zat ini dapat membuat perokok menjadi kecaduan. Tar
terdiri dari lebih 1000 bahan kimia yang mana 60 diantaranya bersifat
karsinogenik(bersifat megendap dan memerusak). Sianida merupakan senyawa yang
bersifat toxic bagi tubuh sama halnya
seperti benzena. Bahan-bahan yang lain memiliki peran tersendiri dalam merusak
tubuh perokok. Selain dampak biologis yang ditimbulkan oleh rokok ada juga
dampak
Rokok saat ini merupakan barang yang
lumrah di masyarakat. Banyak sekali orang yang bersahabat dengan bom racun ini.
Beberapa dari mereka berkata bahwa merokok itu asik, nikmat, dan
kondisi-kondisi lain yang serupa. Butakah mereka? Tulikah mereka? Sudah banyak
peringatan-peringatan tentang bahaya merokok, mulai dari sindiran, gambar
penyakit yang ditimbulkan rokok, hingga larangan keras untuk tidak merokok.
Namun, iklan tersebut tidak berdampak banyak dalam rangka menurunkan angka
perokok di Indonesia. Merokok memang sulit untuk
dihentikan karena memang sudah menjadi suatu kebutuhan untuk para
perokok.
Pameran ini tidak bisa dibiarkan
berlangsung. Terlalu banyak dampak negatif untuk Indonesia. Angka kematian yang
ditimbulkan oleh asap rokok tidak bisa dianggap sepele. Sudah banyak yang
menjadi korban keganasan asap rokok, dari mulai lansia hingga bayi yang ada
dalam kandungan. Banyak penyakit yang timbul dari mulai penyakit yang
biasa saja hingga kanker.
Banyak diantara para korban adalah perokok pasif, yaitu mereka
yang tidak merokok namun terkena imbas dari perokok. Hal ini yang membuat miris
hati ketika bayi dalam kandungan menjadi korban asap rokok yang dihisap oleh
ibunya atau pun oleh sang ayah yang nanti asap rokok sang ayah terhirup oleh
sang ibu.
Aneh memang jika negara membiarkan acara
tersebut berlangsung. Apakah negara mendukung pembuatan bom waktu untuk
generasi mudanya? Sebagai seorang mahasiswa kita tidak bisa diam saja. Ini
merupakan hal yang tidak bisa diterima. Masa depan bangsa ini ada ditangan
kita. Jika pameran ini terlaksana, siapa yang akan bertanggung jawab jika angka
kematian akibat asap rokok meningkat? Yang ada malah aka nada permainan saling
tuduh di jajaran pemegang kebijakan. Sebelum itu terjadi kita sebagai generasi
pemegang kemudi bangsa, harus mencegah hal itu terjadi. Sebelum bayi tak
berdosa kehilangan kesempatannya untuk hidup, sebelum para ibu menyesal atas
setiap hisapan asap rokok yang dihisapnya.
Apakah tujuan negara dalam Undang-Undang
Dasar 1945 hanya sebuah tulisan semata?
“melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia” jelas
tertulis “melindungi segenap Bangsa Indonesia”, melindungi bukan hanya melindungi
dari perang atau teror, tapi juga melindungi dari seluruh hal yang dapat
merugikan Bangsa Indonesia terutama rakyat Indonesia.
Mahasiswa merupakan penggerak rakyat. Amanah rakyat
tertumpu pada setiap pundak mahasiswa. Kita tidak bisa membiarkan sesuatu yang
dapat menghancurkan generasi muda bangsa, terjadi atau terlaksana. Sudah
menjadi suatu kewajiban bagi mahasiswa untuk berusaha semampunya demi
mengendalikan kemudi bangsa membawa negara ini menuju cita-cita awal neagra ini.
Kita tidak bisa hanya menjadi penonton, melihat negara ini hancur. Kita
merupakan contoh dan kita harus memberikan contoh yang baik bagi setiap
masyarakat Indonesia.
Mencegah lebih baik dari pada mengobati,
slogan itu bukanlah rangkaian kata semata, namun memang benar
adanya.
Memang benar mencegah sesuatu lebih baik dari pada mengobatinya atau
memperbaikinya. Maka dari itu, sudah menjadi tugas mahasiswa sebagai pengamat
kebijakan untuk bisa menilai mana kebijakan yang baik dan mana yang tidak baik
bagi rakyat, mana yang berdampak langsung mana yang tidak. Mari kita satukan suara
untuk menolak acara “World Tobacco Process and Machinery” sebagai salah satu
upaya kita mencegah hilangnnya generasi bangsa karena asap rokok. Hidup
mahasiswa! Hidup rakyat Indonesia!.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar